Kamis, 27 Oktober 2016

ASAL USUL KELURAHAN KENAYAN

Membahas adanya asal usul suatu kawasan, desa, dan kelurahan yang ada di daerah Tulungagung, memang tidak ada henti-hentinya. Selalu ada apa yang harus didokumentasikan secara utuh serta apa adanya menurut realita berdasarkan sumber data yang maupun tutur lisan. Maka dari itu dengan segala daya dan upaya akan menyajadikan mengenai kesejarahan asal usul suatu desa/kelurahan yang terdapat di daerah Tulungagung. Sebuah kawasan yang berada di pesisir selatan dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur.

Rabu, 19 Oktober 2016

SEJARAH; MENELUSURI AKTE KELAHIRAN





Daerah, memiliki berbagai khasanah peristiwa (sejarah) yang dapat dijadikan jejak-jejak berarti. Disitulah "sejarah" dan "metodologi" memiliki peran penting untuk dapat mengungkap, mendokumentasi, dan mempelajari sisi positif serta negatifnya. Keterkaitan sejarah dan metodologi dalam menelusuri jejak-jejak sejarah memang sangat dibutuhkan, mengingat berbagai jejak sejarah bisa diperspektifkan dari berbagai sudut pandang yang diinginkan oleh si penulis. Sejarah memiliki keluasan untuk dikaji, dianalisis, dan diteliti. Maka dari itulah posisi metodologi menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami serta diaplikasikannya. Memang mendudukkan metodologi sebagai "alat" untuk menemukan karakter sejarah yang dapat untuk dipelajari pada masa yang akan datang. Untuk itu mempelajari sejarah sama halnya mempelajari karakter jejak dan peristiwa masa silam. Pesona daerah menawarkan berbagai perspektif peristiwa yang menjadi petanda lahirnya suatu konsep kehidupan, baik pada masanya, maupun sampai sekarang masih dijalani.

Jumat, 17 Juni 2016

ASAL USUL KELURAHAN BOTORAN

Sejarah Kelurahan Botoran diperoleh berdasarkan cerita masyarakat yang tidak ada bukti tertulisnya. Keberadaan sejarah Kelurahan Botoran yang awal membabad pertama kali adalah Mbah Nuryahman. Bukti keberadaan makamnya sampai sekarang masih ada, serta masih banyak yang menziarahi oleh masyarakat. Pada tahun 1948-1985 merupakan sebuah desa dengan dipimpin oleh kepala desa. Adapun yang pernah memimpin desa Botoran, diantara;

ASAL USUL KELURAHAN KAMPUNGDALEM

Pada waktu masa silam, wilayah Kampungdalem merupakan wilayah Pusat Pemerintahan Paduka, atau Yang Mulia, atau Ngarso Ndalem Bupati Pringgo Kusumo. Tepatnya sekarang dinamakan Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, yang terletak di Kelurahan Kampungdalem bagian barat. Apabila ditinjau zaman sekarang, posisi keberadaan pendopo tersebut berada di sebelah utara Alun-alun Kota Tulungagung.

Minggu, 12 Juni 2016

MASJID TIBAN DAN MAKAM SUNAN KUNING ANTARA SEJARAH DAN CERITA LISAN ISLAM


Memang mengasyikan apabila di bulan Ramadan seperti saat ini mempelajari jejak-jejak sejarah Islam lokal. Sejarah tokoh-tokoh Islam yang ada di daerah memang perlu untuk diketahui bagi generasi muda, sebagai pembentukan karakter atau pendidikan Islam. Masjid dan makam Sunan Kuning yang berada di Desa Macanbang, Kecamatan Gondang merupakan salah satu tokoh Islam yang berada di daerah Tulungagung. Adanya Masjid Tiban dan Makam Sunan Kuning membuktikan jejak-jejak peradaban Islam di daerah Tulungagung sudah mulai ada. Meskipun itu semua perlu untuk ditindaklanjuti sebagai asset daerah yang harus dijaga, dirawat, serta dijadikan tolok ukur peradaban Islam.

Jumat, 20 November 2015

NAMA-NAMA ADIPATI HINGGA BUPATI TULUNGAGUNG


Keberadaan suatu daerah tentu memiliki asset yang tidak bisa dipungkiri lagi, khasanah kekayaan menjadikan potensi tersendiri didalam memberikan asupan kebaikkan kepada suatu daerah. Tak terlepas dari adanya adipati atau sosok kepemimpinan Bupati (untuk jaman sekarang), memiliki pengaruh yang signifikan didalam mengembangkan dan memberdayakan potensi yang ada di suatu daerah, tepat di Tulungagung. Sosok bupati merupakan tokoh masyarakat dan juga publik figur yang harus mampu mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, maupun golongan.

Jumat, 26 Desember 2014

SEKEDAR MENGENANG SEJARAH JEMBATAN PLENGKUNG MANGUNSARI



Sejarah merupakan sebuah tragedi yang menarik untuk diceritakan dan tidak hanya sekedar untuk dipelajari, terutama mengenai kesejarahan lokal yang ada di daerah masing-masing. Keberadaan sejarah lokal, memiliki nilai positif bagi sebuah generasi untuk memahami hakikat keberadaan sejarah daerahnya. Sehingga sejarah lokal memiliki
peran penting didalam membangkitkan gairah sebuah daerah, dengan adanya sebuah sejarah, maka terwujudlah sebuah generasi-generasi yang akan membentuk peradaban sejarah. Sejarah menjadi wejangan penting untuk generasi muda, sejarah dapat dijadikan media pembelajaran anak didik. Meskipun kadang sejarah juga menyimpan keburukan masa lalu, namun tidak bisa dipisahkan bagi sebuah generasi yang akan menilainya.

Jumat, 01 Agustus 2014

FOLKLOR KHASANAH TUTUR LISAN





Kultur atau kebudayaan, yang memiliki khasanah kekayaan dalam setiap nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut, merupakan wujud harmonisasi antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan. Apapun yang terdapat di kalangan masyarakat, bahwasanya kultur atau kebudayaan merupakan anugerah yang tidak ternilai keberadaannya, saat itulah kultur mengakar kuat pada masyarakat. Jelas sudah bahwasanya masyarakat memiliki peran penting didalam membudaya, dan menghasilkan budaya itu sendiri.

“MUSEUM MINI SEKOLAH “ SEBAGAI TEMPAT ALTERNATIF PROSES BELAJAR ANAK DIDIK TINGKAT SMA/MA SEBAGAI BENTUK MEMAHAMKAN MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Proses pembelajaran merupakan indikasi untuk pemahaman materi terhadap anak didik. Sebagai pengajar membiasakan proses mengajarnya selalu ada pembaharuan, secara tidak langsung anak didik tidak merasa bosan ataupun jenuh. Selama ini mayoritas mengajar masih menggunakan metode ceramah, dan penggambaran pola pikir secara abstrak, sehingga anak didik masih mengalami kesulitan secara pengaplikasian sebuah contoh materi ajar. Sehingga dengan

Sabtu, 26 Juli 2014

SEKILAS NYADARAN

Sadranan, atau biasa disebut dengan nyadran bagi orang Jawa. Sadranan sendiri yang penulis pernah ketahui, dilaksanakan di area pundhen makam dengan menggelar tikar sebagai alas. Selain itu juga disertai dengan sesajen yang diwadahi tampah, loyang, dan ember seperti: gunungan nasi kuning, apem, ayam yang diolah ingkungan, kulupan, sambal goreng kentang, tahu yang dibumbui, dan air putih yang dimasukin dalam wadah kendhi. Pelaksanaan nyadran sendiri pada waktu pagi hari, atau sore hari, adapun siang hari tapi pelaksanaannya jarang, dan dipimpin oleh dukun atau tokoh masyarakat setempat yang biasanya dibawa oleh orang penyadran. Di dalam pelaksanaan sadranan, warga setempat juga turut diundang sebagai makmum (peserta sadranan).

Selasa, 17 Juni 2014

EKSPEDISI KESEJARAHAN NGANGGREK Ds/Kec. KALIDAWIR

Ekspedisi kali ini berawal dari komunikasi singkat antara mas Koko dengan Agus Ali Imron Al Akhyar melalui akun media sosial facebook. Tepatnya pada tanggal 17 Maret 2014, komunikasi tersebut berlanjut melalui telephone. Sehingga setelah ada komunikasi secara berkala, akhirnya tim ekspedisi dari Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya (KS2B Tulungagung) langsung menindaklanjuti dengan melakukan kunjungan langsung ke daerah yang menjadi ekspedisi kali ini.

Senin, 03 Maret 2014

KENANGAN KEBERADAAN GARDU DAN ANGKRENG



Sering kali kita melihat atau bahkan cangkrukan (nongkrong) di sebuah Gardu dan angkreng. Biasanya Gardu dan angkreng yang terdapat di desa-desa saat pemilihan lurah, penuh dengan tempelan foto-foto si calon. Di Gardu dan angkreng biasanya juga terdapat alat komunikasi tradisional bagi warga, yaitu kentongan. Alat pukul yang berupa kentongan tersebut akan menjadi media komunikasi warga ketika; ada orang yang meninggal, warga akan gugur gunung; bersih desa, bersih kuburan, dan kentongan akan ditabuh ketika ada bencana.

Rabu, 19 Februari 2014

BELAJAR SEJARAH


Mendokumentasikan, membukukan, merawat, suatu kesejarahan, merupakan tugas bagi generasi yang masih sadar akan keberadaan kesejarahan lokal yang ada di daerahnya. Sebuah generasi harus mampu dengan optimal untuk mempelajari kearifan lokal yang terdapat pada daerahnya. Jangan sekali meninggalkan sejarah, suatu kata kiasan dari Ir. Soekarno yang mengingatkan pada setiap generasi untuk selalu mempelajari sejarah.